Selasa, 15 Oktober 2013

BAB 14 & 15

2.1 CHAPTER 14: THE WORLD SYSTEM AND COLONIALISM

Saat ini, kelompok – kelompok masyarakat yang terisolasi sudah mustahil untuk ditemukan, karena dalam ribuan tahun, kelompok manusia telah berinteraksi dengan satu sama lain. Modern world system adalah dunia yang negara – negaranya sudah mandiri dari segi ekonomi dan politik.
Sistem dunia dan hubungan antar negara di dalamnya dibentuk oleh capitalist world economy.  Sebuah sistem dunia melakukan produksi untuk dijual atau ditukar, dengan fokus utama untuk memaksimalkan keuntungan daripada memenuhi kebutuhan domestik.
Seorang sejarawan sosial, Fernand Braudel, mengatakan bahwa masyarakat menganduk bagian yang berinterelasi menjadi sebuah sistem. Masyarakat adalah sebuah subsistem dari sebuah sistem yang lebih besar, dengan dunia yang merupakan sistem yang terbesar.
Wallerstein menyebutkan tiga posisi berbeda di dalam ekonomi:
1.      Core
Core adalah posisi yang dominan di sebuah sistem dunia, berisi negara - negara yang terkuat dan powerful. Dengan produksi teknologi yang mutakhir, produk – produk the core banyak mengalir ke negara – negara core lainnya, beberapa juga mengalir ke negara periphery dan semiperiphery. Arrighi mengatakan bahwa the core memonopoli sebagian besar aktivitas yang menghasilkan keuntungan, terutama mengontrol keuangan dunia.
2.      Semiperiphery
Semiperiphery adalah posisi pertengahan antara core dan periphery. Negara – negara yang termasuk negara semiperiphery mengindustri. Seperti negara – negara core, mereka juga mengekspor hasil industri dan komoditi, namun mereka masih lemah dari segi kekuatan dan dominasi ekonomi. Misalnya Brazil, sebuah negara semiperiphery yang mengekspor mobil ke Nigeria (periphery) dan mesin, extrak jus jeruk, kopi, dan udang ke Amerika Serikat (core).
3.      Periphery
Periphery adalah negara – negara yang paling lemah dan paling sedikit memiliki hak istimewa. Aktivitas ekonominya kurang mekanis dibanding negara – negara semiperiphery. Negara periphery memproduksi bahan mentah, hasil pertanian, dan tenaga kerja untuk negara – negara core dan semiperiphery.
Pada abad ke 15, orang – orang Eropa meraih keuntungan dari hasil perdagangan lintas samudera, dan orang – orang dari segala penjuru dunia pergi ke Eropa untuk mendapatkan pengaruhnya. Pelayaran pertama Christopher Colombus dari Spanyol ke Bahama, kemudian ke Carribean di tahun 1492 segera diikuti oleh pelayaran – pelayaran lain. Perjalanan ini membuka jalan untuk pertukaran penduduk, sumber daya, produk, ide, dan wabah penyakit.
Sebelumnya di Eropa, masyarakat pedesaan memproduksi sebagian besar kebutuhannya, menanam bahan makanannya, dan membuat pakaian, perabot, dan perkakas dari produk lokal. 200 tahun kemudian, Inggris menjadi konsumen barang – barang impor. Yang paling populer adalah gula. Tebu aslinya berasal dari Papua Nugini, dan gula pertama kali di produksi di India. Iklim di Brazil dan Carribean terbukti ideal untuk pertumbuhan tebu, sehingga orang – orang Eropa membangun perkebunan disana untuk memenuhi kebutuhannya akan gula.
Pada abad ke 18, adalah masa Revolusi Industri, yaitu transformasi dari tradisional ke modern. Benih – benih masyarakat industrial sudah tumbuh dengan baik sebelum abad ke 18. Contohnya mesin jahit yang ditemukan di Inggris pada tahun 1589, jauh sebelum mesin tersebut berperan menguntungkan di pabrik dua atau tiga abad kemudian.
Industrialisasi meningkatkan produksi di kedua bidang, pertanian dan manufaktur. Industri Eropa berawal dari sistem manufaktur domestik. Di dalam sistem ini, seorang pengusaha menyediakan bahan mentah untuk para pekerja di rumahnya kemudia mengumpulkan hasil produksi yang sudah jadi dari para pekerja. Pengusaha tersebut adalah orang yang menjangkau beberapa perkampungan, memiliki material, membayar pekerja, dan mengatur pemasaran.
Sosioekonomik efek dari industrialisasi bercampur, pendapatan nasional Inggris bertambah tiga kali lipat dari tahun 1700 sampai 1815 dan bertambah lagi menajdi 30 kali lipat di tahun 1939. Awalnya, para pekerja pabrik mendapatkan upah yang lebih besar daripada pekerja yang ada di sistem domestik. Sekarang, pemilik pabrik merekrut pekerja dari tempat – tempat yang standar hidupnya rendah dan pekerjanya murah.
Kehidupan sosial diperburuk dengan pertumbuhan daerah – daerah pabrik dan kota industri. Polusi udara terjadi di kota – kota abad ke 19, perumahan menjadi kacau dan kurang sehat, air tidak cukup dan sistem selokan yang tidak memadai. Masyarakat mengalami wabah penyakit yang merajalela dan tingkat kematian penduduk meningkat.
Marx melihat stratifikasi sosioekonomik menjadi dua, yaitu kaum borjuis sebagai kapitalis, dan kaum proletariat sebagai pekerja yang tidak memiliki kekayaan. Kaum borjuis adalah pemilik pabrik dan perkebunan, sedangkan kaum proletariat adalah orang – orang yang menjual kemampuan bekerjanya untuk bertahan hidup.
Pada abad ke 19, serikat perdagangan dan partai sosial mulai memunculkan semangat antikapitalis. Mereka mengutamakan perhatian untuk pergerakan pekerja di Inggris untuk menghilangkan anak – anak di bawah umur dari pabrik dan membatasi waktu bekerja wanita dan anak – anak.
Pada abak ke 19 pula, ketertarikan bisnis masyarakat Eropa memulai pencarian pasar, sehingga mulai terjadi kolonialisme. Kolonialisme adalah dominasi politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan dari sebuah wilayah beserta penduduknya oleh sebuah kekuatan asing untuk jangka waktu tertentu.
Seluruh negara, beserta kelompok – kelompok sosialnya dan divisi – divisi di dalamnya, merupakan hasil penemuan kolonial. Ratusan kelompok etnis dan suku juga merupakan pendirian kolonial. Interaksi antara masyarakat Eropa dengan masyarakat yang mereka kolonisasi disebut postcolonial.

The Second World
            Label “Dunia Pertama”, “Dunia Kedua”, dan “Dunia Ketiga” mewakili kelompok, walaupun bersifat etnosentris, cara ini cara untuk mengklasifikasikan suatu bangsa. Dunia pertama menunjukkan kepada demokrasi Barat, dunia kedua menunjukkan kepada komunisme, dunia ketiga menunjukkan kepada sosialis. Melalui proses klasifikasi ini negara berkembang lebih menuju kepada dunia ketiga.

Communism
Komunisme memiliki arti yang berbeda-beda, tergantung dari huruf depannya “C” besar dan “c” kecil.
Communism    : Komunisme adalah gerakan politik untuk menggulingkan kapitalisme dan membangun bentuk utuh komunis, seperti di Uni Soviet 1917-1991.
communism     :  komunisme adalah sebuah sistem sosial yang dimiliki oleh sebuah komunitas untuk mencapaikebaikan bersama.
Sistem komunis lebih condong kearah kerataan pada pemegang kekuasaan dibandingkan kebebasan individu. Komunisme memiliki ciri khas, yaitu:
a.       Partai/aliansi komunis menguasai disetiap sektor komunis secara detail
b.      Hubungan antar aliansi sangat terpusat dan sangat disiplin
c.       Negara komunis memiliki prinsip milik bersama dibandingkan milik individu

Postsocialist Transitions
            Neoliberal berasumsi bahwa memecahkan rencana Uni Soviet dapat meningkatkan standar dan kesejahteraan.

The World System Today
            Proses industrialisasi terus berlanjut, peningkatan industrialisasi tiap negara meningkat terus-menerus. Industrialisasi memicu konsumsi dalam jumlah besar, pemrokduksian besar-besaran meningkatkan budaya konsumsi. Contoh: Amerika merupakan negara terbesar dalam penggunaan sumber daya yang tidak bisa diperbarui dalam jumlah banyak.
Industrial Degradation
            Degradasi industri terjadi karena masyarakat tidak mau bekerja sama dengan pemerintah dan karena adanya perang, perbudakan, perampasan, dan kekerasan lainnhya sehingga perekonomian tidak stabil.


2.2 CHAPTER 15: GLOBAL ISSUES TODAY

Bab ini menggunakan sudut pandang antropologis untuk membahas isu-isu global,  dimulai dengan pembahasan  tentang perubahan iklim. Selanjutnya kita kembali ke isu-isu pembangunan, ancaman penebangan hutan terhadap keanekaragaman hewan dan tumbuhan di dunia. Selain membahas mengenai ekologi, dibahas pula mengenai masyarakat, teknologi, keuangan,informasi, gambaran, dan ideology yang berkontribusi terhadap kebudayaan konsumsi dunia. Globalisasi meningkatkan antar kebudayaan, melaui media, perjalanan, dan perpindahan yang akan membawa seseorang dari berbagai lingkungan masyarakat yang berbeda untuk dapat berinteraksi secara langsung.

GLOBAL CLIMATE CHANGE
            Temperatur permukaan bumi sudah meningkat 1,4oF (0,7oC)  sejak 20 abad yang lalu. Hal ini disebabkan oleh penyusutan gletser serta mencairnya es di kutub merupakan bukti adanya pemanasan global. Berdasarkan hasil pengukuran secara ilmiah menegaskan bahwa pemanasan global ini bukan disebabkan oleh peningkatan radiasi matahari namun penyebab utama yaitu berbagai  aktivitas yang dilakukan oleh manusia.  
            Efek Rumah Kaca (greenhouse effect)  merupakan fenomena yang mempertahankan permukaan bumi berada dalam keadaan yang panas. Tanpa adanya gas rumah kaca kehidupan yang telah ada saat ini tidaka akan terjadi. Gas-gas rumah kaca itu diantaranya uap air (H2O), karbondioksida (CO2), metana (CH3), nitrogen (N2O), halocarbon, dan ozon (O3). Seperti rumah kaca, gas rumah kaca ini memebri kesempatan untuk sinar matahari masuk serta mempertahankan panas sehingga tidak keluar dari atmosfer. Semua gas rumah kaca ini meningkat sejak adanya revolusi Industri.

ENVIRONMENTAL ANTHROPOLOGY
            Antropologi ekologis muncul ditahun 1950-1970an, ilmu ini berfokus pada bagaimana kepercayaan dan prakeik kebudayaan membantu manusia beradaptasi dengan lingkungannya dan bagaimana mereka menggunakan elemen kebudayaan mereka untuk memelihara ekosistem.
            Etnoekologi merupakan seperangkat aturan masyarakat yang mengatur praktek dan pemahaman mengenai lingkungan, bentuk kebudayaan yang mengatur hubungan lingkungan dengan manusia serta masyarakat.
            Antropologi Ekologis saat ini cenderung tidak hanya untuk mengerti namun mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan. Permasalahan ini harus dapat terselesaikan di tingkat nasional dan internasional.

Global Assaults on Local Autonomy
            Pertemuan budaya-budaya yang terkait kepada perubahan lingkungan mungkin terjadi ketika perkembangan mengancam orang-orang asli daerah tersebut dan lingkungannya. Pertamuan budaya-budaya yang kedua terkait kepada perubahan lingkungan manusia terjadi karena regulasi eksternal membidik kepada konservasi mengkonforntasi orang-orang asli daerah tersebut dan etnoekologi/lingkungan mereka. Seperti halnya proyek-proyek pengembangan, skema-skema konservasi mungkin meminta orang untuk merubah cara-cara mereka demi menuntaskan tujuan-tujuan proyek daripada tujuan-tujuan lokal.
Deforestation
            Penebangan/pengundulan hutan adalah keprihatinan global. Hilangnya hutan dapat mengakibatkan produksi gas rumah kaca meningkat, yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Kerusakan hutan tropis juga merupakan faktor utama dalam hilangnya keanekanragaman hayati global.

Risk Perception
            Ahli antropologi bekerja untuk merencanakan dan menjalankan kebijakan yang ditujukan pada pelestarian lingkungan. Salah satu tugas ahli antropologi adalah memperhitungkan tingkat dan sifat dari persepsi resiko dalam banyak kelompok dan mengarahkan kesadaran terhadap lingkungan untuk memerangi degradasi lingkungan.

INTERETHNIC CONTACT
Dengan adanya pergerakan kelompok manusia, maka akan terjadi kontak antar etnis, yang mengakibatkan adanya “perubahan sosial” sebagai pertemuan dua kebudayaan yang berbeda. Perubahan buadaya terjadi melalui :
·         Akulturasi, yaitu mengacu pada perubahan yang terjadi ketika kelompok manusia mendatangi kelompok lain secara langsung, kontak yang terjadi antar kedua kelompok akan mengakibatkan perubahan pola salah satu atau kedua kelompok.
·         Difusi, yaitu adopsi budaya tanpa adanya kontak langsung. Contoh: westernisasi, misalnya pemakan sushi yang berasal dari Amerika belum tentu pernah datang ke Jepang.dapat terjadi secara sukarela dan dipaksa.
·          Akulturasi dapat terjadi secara sukarela dan dipaksa. Dalam kasus dimana kontak antara masyarakat adat dan pihak luar yang lebih kuat menyebabkan kerusakan, hal ini terjadi dalam kontak yang sangat karakteristik kolonialis dan ekspasionis. Orang luar (asing) menyerang atau mengeksploitasi orang-orang pribumi. Eksploitasi tersebut dapat meningkatkan angka kematian, mengganggu subsistem, fragmen kelompok kekerabatan, kerusakan sistem dukungan social, dan mengilhami gerakan-gerakan keagamaan baru, serta adanya represi sipil yang didukung oleh kekuatan-kekuatan militer. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan keruntuhan budaya kelompok (ethnocide) atau kepunahan fisik (genoside)

Religius Changes
Kontak antara pribumi dan pihak luar yang lebih kuat maka pihak yang lebih kuat akan mengganti adat istiadat, perilaku, bahkan agama dengan ideology dan perilaku dan agama yang lebih sesuai dengan budaya dan agama dari pihak yang lebih kuat.
Salah satu contoh di Asia Tengah, Soviet melakuakan penghancuran terhadap mesjid dan menghapuskan pratek-praktek keagamaan. Di sisi lain, pemerintahan  kemiliteran di Sudan pada tahun 1989 meluncurkan kampanye untuk mengubah negara itu lebih dari 35 juta orang, dimana seperempat bukan Muslim, berubah menjadi negara Islam.
Cultural Imperalism
Imperialisme budaya mengacu pada penyebaran dari satu budaya dengan mengorbankan pihak lain atau pemkasaaan terhadap budaya lain, memodifikasi, menggantikan, atau menghancurkan biasanya karena pengaruh ekonomi atau politik.
Sebagai contoh :
Anak-anak di negara jajahan Perancis belajar sejarah Perancis, bahasa, dan budaya dari buu teks yang digunakan di Perancis. Sedangkan Tahiti, Malagasi, dan Senegal belajar bahasa Perancis dengan membaca dari buku-buku tentang “Nenek Moyang kita Galia”
Sampai sejauh mana peran teknologi modern, terutama media massa sebagai agen imperialisme budaya?
Beberapa pihak melihat teknologi modern berperan menghapuskan perbedaan buadaya, produk-produk homogeny menjangkau lebih banyak orang di seluruh dunia. Tetapi yang lain pihak melihat peran teknologi modern memungkinkan kelompok social (budaya lokal) untuk mengekspresikan diri mereka untuk bertahan hidup. Dengan kata lain peran media massa sebagai imperialisme budaya tergantung dari ketahanan budaya masyarakat lokal.
MAKING AND REMAKING CULTURE
Indegenizing Popular Culture
Jika suatu kekuatan budaya memasuki masyarakat baru, maka budaya pendatang akan disesuaikan dengan budaya lokal. Contohnya : film Ramboo sangat populer pada masyarakat Aborigin di Padang Pasir Australia, penafsiran masyarakat Aborigin atas film ramboo sangat berbeda dengan yang dibayangkan oleh pembuat film dan orang Amerika pada umumnya. Masyarakat Aborigin melihat bhawa Ramboo mewakili perlawanan dunia ketiga terhadap kulit putih. Hal ini mengekspresikan ketidaksenangan mereka terhadap hubungan antar ras yang terjadi saat ini.
A Global System of Images
Media massa elektronik dapat menyebarluaskan bahkan membantu identitas etnis dan nasional. Seperti media cetak, televise, dan radio dapat menyebarkan budaya berbagai daerah dalam suatu negara, sehingga meningkatkan identitas budaya nasional.
Sebagai contoh:
·         jaringan televisi terpopuler di Brasil  (TV Globo)dapat mengandalkan produksi dalam negeri khusunya tenelovela dan menyerap penonton sekitar 80 juta orang diseluruh Brasil bahkan diekspor lebih dari 100 negara.Program televisi yang datang dari Amerika Utara tidak dapat bersaing di Brasil, dengan kata lain program televisi dari luar tidak dapat bersaing dengan program televisi lokal jika tersedia program televisi lokal yang berkualitas.
·         Dalam survei selama pertengahan 1980-an, 75% pemirsa Nigeria menyukai produksi lokal. Hanya 10% mendukung impor, dan sisanya 15% menyukai dua pilihan yang sama. Produksi lokal yang sukses di Nigeria karena program televisi mengangkat mome keseharian dalam kehidupan masyarakat Nigeria.
A Global Culture of Consumption
            Selain media elektronik, kunci kekuatan transnasional yang lain adalah keuangan. Perusahaan multinasional dan kepentingan bisnis yang lain sudah melihat melampaui batas-batas negara untuk dapat negara untuk dapat berinvestasi dan menarik keuntungan. Ekonomi Amerika Serikat semakin dipengaruhi oleh investasi asing serta ketergantungan kepada buruh asing melalui imigrasi pekerja dan ekspor pekerja.
PEOPLE IN MOTION
Akibat terciptanya budaya global, perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lain semakin meningkat dan sudah mulai kaburnya batas-batas negara. Pada saat ini skala perpindahan manusia sudah meningkat secara dramatis.
Salah satunya kehidupan Dominikan di New York, mereka ditandai sebagai hidup “diantara dua pulau” yaitu, Manhattan dan Republik Dominika. Banyak migran Dominikan-seperti migrant dari berbagai negara lainnya yang bermigrasi ke Amerika Serikat sementara, mencari uang untuk mengubah gaya hidup mereka ketika mereka kembali ke negara asalnya.
Dengan begitu banyak orang yang “melakukan perpindahan” unit studi antropologi memperluas dari masyarakat lokal ke diaspora, yaitu keturunan dari suatu daerah yang telah menyebar ke banyak negara. Dengan adanya perpindahan tempat ini muncul sutu permasalahan yaitu seseorang memiliki berbagai identitasnya. Oleh karena itu muncullah istilah postmodernitas,  menggambarkan waktu dan situasi kita dimana orang-orang berpindah dan belajar untuk mengelola beberapa identitas tergantung pada tempat dan konteks. Pada arti yang paling umum, postmoderm mengacu pada kaburnya dan rusaknya aturan atau standar, kategori, perbedaan, dan batas-batas negara.
INDIGENOUS PEOPLES
Istilah serta konsep masyarakat pribumi disahkan secara internasional berdasarkan hasil konfrensi yang dilakukan oleh United Nations Working Group on Indigenous Populations (WGIP). Organisasi ini bertemu setiap setahun sekali serta memiliki perwakilan dari enam benua. Draft dari Declaration of Indigenous Rights, dibuat oleh WGIP pada tahun 1989, serta disetujui oleh UN untuk didiskusikan pada tahun 1993. Deklarasi maupun dokumen yang telah dibuat oleh WGIP telah berpengaruh terhadap pemerintah, NGOs, dan internasional agensi termasuk World Bank untuk menunjukkan perhatian serta mengadopsi pembuatan kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakat pribumi.
Identity in Indigenous Politics
Essensialisme menjelaskan proses melihat identitas sebagaimana yang ditetapkan, nyata, dan beku, dan menyembunyikan prsoses sejarah dan politik dimana identitas itu berkembang. Salah satu contoh label etnis “Hutu” dan “Tutsi” di Rwanda.
THE CONTINUANCE OF DIVERSITY

Antropologi memiliki peran penting untuk mempromosikan visi sosial, mengenai penghargaan atas nilai-nilai kemanusiaan serta keanekaragaman budaya. Keberadan antropologi berperan dalam penghargaan terhadap keberlangsungan persamaan dan perbedaan diantara manusia di seluruh dunia.  Antropologi mengajarkan bahwa respon adaptive manusia  lebih fleksibel daripada species lainnya. Kebudayaan, institusi, nilai, dan adat istiadat akan selalu mempengaruhi adaptasi berikutnya, prduksi keanekaragaman yang berkelanjutan, serta memberikan ciri yang unik terhadap tindakan dan reaksi dari setiap grup yang berbeda. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar