Review
Antropologi
Bab 7 Mata Pencaharian (Making a Living)
Pada
bab ini akan diuraikan berbagai variasi dari strategi adaptif manusia dan
sistem ekonomi-berkisar dari tahap berburu dan meramu hingga bercocok tanam dan
berternak.
Strategi adaptif/ adaptive strategy
untuk menggambarkan sistem-sistem grup dari produksi ekonomi (Cohen, 1974). Strategi
adaptif terdiri dari lima tipologi yaitu: foraging
(mencari makan, yaitu berupa hunting/
berburu dan gathering/ mengumpulkan
makanan), horticulture (ladang
berpindah), agriculture (bercocok
tanam), pastoralism (menggembala),
dan industrialism. Pada bab ini hanya
akan dibahas 4 strategi adaptif pertama.
MENGUMPULKAN
MAKANAN (FORAGING)
Kegiatan
mengumpulkan makanan (foraging) dicirikan
oleh masyarakat yang bergantung pada ketersediaan sumber daya natural sebagai sumber
penghidupan mereka. Mereka tidak mengontrol atau mereproduksi tanaman dan
hewan. Secara umum dalam sejarah manusia, system mengumpulkan makanan ini
menjadi system utama manusia hingga 10.000 tahun lalu. Meskipun demikian, pada
zaman modern ini, tetap ada beberapa kelompok masyarakat yang mempraktikkan
system foraging khususnya pada jenis lingkungan tertentu, seperti sejumlah
kecil pulau dan hutan, padang pasir dan area yang sangat dingin-di mana
produksi makanan tidak dapat dipraktekkan dengan teknologi sederhana.
Beberapa contoh kelompok masyarakat
yang masih mempraktikkan sistem foraging
hingga saat ini antara lain Suku San (“Bushmen”) di Gurun Kalahair, selatan
Afrika dan Suku Eskimo atau Inuit di Alaska dan Kanada
BERCOCOK
TANAM (CULTIVATION)
Horticulture (ladang
berpindah/ shifting cultivation)
Hortikultur
dalah jenis bercocok tanam yang tidak secara intensif menggunakan faktor-faktor
produksi seperti tanah (land), tenaga
kerja (labor), modal (capital), dan mesin (machinery). Pada sistem horticulture ini
digunakan peralatan yang sederhana seperti cangkul atau tongkat kayu untuk
menumbuhkan tanaman mereka. Lahan tidak bersifat permanen dan seringnya membuka
lahan baru untuk masa waktu tertentu. System ini juga sering menggunakan teknik
tebang-dan-bakar (slash-and-burn
techniques).
Agriculture (pertanian)
Pertanian
adalah salah satu jenis bercocok tanam yang mensyarakat tenaga kerja lebih
ketimbang horticulture, karena sistem
ini menggarap lahan secara intensif dan berkelanjutan. Kebutuhan akan tenaga
kerja yang besar tampak pada usaha sistem ini unutk mendomestikasi hewan,
melakukan sistem irigasi, dan atau terasering.
Penjinakkan
Hewan
Pada
zaman ini, manusia telah dapat memanfaatkan tenaga hewan untuk membantunya
dalam bercocok tanam dan memproduksi makanan. Misalnya, kerbau untuk membajak
sawah, sapi untuk dimakan dagingnya. Manusia telah bisa membedakan fungsi dan
guna dari hewan bagi kelangsungan hidupnya, bukan hanya untuk makan, tetapi
untuk upacara adat, dll.
Irigasi
Irigasi
merupakan sistem pengairan sawah yang membutuhkan banyak pekerja. Karena tanah
harus dibuat meningkat seperti tangga, dan diberi sistem pengairan dari atas
sehingga manusia tidak perlu lagi bergantung pada air hujan untuk menyuburkan
tanamannya. Manusia telah cerdik dalam memproduksi sumber makanannya. Namun,
irigasi harus terus dipantau dan di maintenance
agar pengairan terus berjalan dan tidak tersendat sehingga lahan dapat
terus terairi dan menghasilkan produk yang baik.
Terasering
Terasering
adalah penanaman dengan membuat teras-teras yang dilakukan untuk mengurangi
panjang lereng dan menahan atau memperkecil aliran permukaan agar air dapat
meresap ke dalam tanah. Jenis terasering antara lain teras datar, teras kredit,
Teras Guludan, dan teras bangku
Teras
Datar (level terrace). Teras datar dibuat pada tanah dengan kemiringan kurang
dari 3 % dengan tujuan memperbaiki pengaliran air dan pembasahan tanah. Teras
datar yang dibuat dengan jalan menggali tanah menurut garis tinggi dan tanah
galiannnya ditimbunkan ke tepi luar, sehingga air dapat tertahan dan terkumpul.
Pematang yang terjadi ditanami dengan rumput.
Teras
Kridit (ridge terrace). Teras kridit dibuat pada tanah yang landai dengan
kemiringan 3 - 10 %, bertujuan untuk mempertahankan kesuburan tanah. Pembuatan
teras kridit di mulai dengan membuat jalur penguat teras sejajar garis tinggi
dan ditanami dengan tanaman seperti caliandra.
Teras
Guludan (cotour terrace). Teras guludan dibuat pada tanah yang mempunyai
kemiringan 10 - 50 % dan bertujuan untuk mencegah hilangnya lapisan tanah
Teras
Bangku (bench terrace). Teras bangku dibuat pada lahan dengan kelerengan 10 -
30 % dan bertujuan untuk mencegah erosi pada lereng yang ditanami palawija.
BETERNAK
DAN MENGGEMBALA (PASTORALISM)
Kegiatan
beternak dan menggembala berbeda dengan kegiatan domestikasi hewan yang mana
hewan hanya digunakan untuk mesin produksi. Contoh masyarakat yang masih
menggunakan system ini adalah kelompok-kelompok masyarakat di Afrika Utara,
Timur Tengan, Eropa, Asia, dan sub-Sahara Afrika. Mereka menggembalakan mulai
dari sapi, kambing, domba, unta, dan yak.
Pastoral
nomadism
adalah
suatu jenis kegiatan beternak dan mengembala di mana seluruh anggota
grup-wanita, pria, dan anak-anak- pindah beserta hewan ternak mereka sepanjang
tahun.
Transhumance adalah kegiatan
beternak dan mengembala yang hanya disertai perpindahan sebagian dari anggota
grup, tetapi sebagian besar anggota kelompok tinggal di suatu desa
CARA-CARA
PRODUKSI (MODES OF PRODUCTION)
Ekonomi adalah
suatu system yang mengatur aktivitas produksi, distribusi, dan konsumsi atas
sumber daya. Cara produksi menunjuk
pada suatu cara untuk mengorganisasi kegiatan produksi. Pada system capital,
cara produksi memiliki khas di mana tenaga kerja “dibeli” oleh uang dan
terdapat gap social antara anggota masyarakat (contoh bos dan karyawan).
Sedangkan pada masyarakat non-industri, tenaga kerja tidak bekerja semata-mata
karena uang tetapi lebih karena adanya rasa kewajiban dan tanggungjawab. ,
tenaga kerja, dan teknologi.
Alat-alat
produksi
Alat/
factor produksi adalah sumber daya utama yang dapat digunakan untuk kegiatan
produksi, contohnya seperti lahan, tenaga kerja teknologi, dan modal. Pada
masyarakat non-industri, terdapat hubungan yang erat antara pekerja dan
alat-alat produksi. Alat atau factor produksi termasuk di dalamnya adalah lahan
(wilayah).
Alienasi
pada system ekonomi industrial
Pada
system ekonomi industrial, pekerja menghasilkan pekerjaan bukan untuk dirinya
sendiri, tetapi untuk kepentingan pabrik, yang mana menghasilkan kondisi
keterasingan pada diri pekerja. Contoh fenomena ini terjadi pada para pekerja
wanita di Malaysia.
ECONOMIZING
DAN MAKSIMISASI
Economizing
adalah suatu sikap rasional untuk mengalokasikan sumber daya langka untuk
berbagai alternative pilihan kebutuhan/ penggunaan. Pilihan alternative itu
sendiri antara lain, subsistence fund (pengeluaran
untuk bertahan hidup seperti makan), replacement
fund (anggaran untuk merawat
alat-alat bekerja seperti memperbaiki cangkul yang rusak), social fund (keperluan untuk membantu teman, kenalan, tetangga), ceremonial fund (dana untuk
kegiatan-kegiatan ritual, seperti festival,
acara desa, dsb.), dan terakhir adalah rent fund (anggaran untuk
membayar sewa-sewa, seperti sewa tanah yang harus dibayarkan kepada pemilik
tanah).
Petani (peasant) adalah
jenis agrikulturalis berskala kecil yang tinggal di daerah non-industrial dan
memiliki kewajiban untuk membayar sewa. Pada konteks petani ini, logika ilmu
ekonomi untuk mengalokasikan sumber daya demi profit atau keuntungan pribadi
sulit berlaku, karena kenyataannya para petani tersebut harus mengalokasikan
sumber dayanya untuk membayar sewa tanah, ketimbang dialokasikan untuk
anggaran-anggaran lainnya.
DISTRIBUSI,
PERTUKARAN
Menurut
Karl Polanyi (1968), terdapat tiga jenis pertukaran yaitu: prinsip pasar,
redistribusi (distribusi kembali), dan reciprositas (hubungan timbal balik).
Prinsip-prinsip pertukaran tersebut dapat hadir dalam kelompok masyarakat yang
sama, tetapi pada kasus ini mereka berlaku pada jenis transaksi yang berbeda.
Pada masyarakat yang lain, biasanya salah satunya yang mendominasi.
Prinsip-prinsip ini mengatur alokasi dari alat-alat produksi.
Prinsip
Pasar
Pada
system ekonomi kapitalis yang berlaku di dunia saat ini, prinsip pasar
mendominasi. Prinsip ini mengatur distribusi dari alat-alat produksi, seperti
lahan, tenaga kerja, sumber daya alam, teknologi, dan modal. “Pertukaran pasar
mengacu pada proses organisasional dari pembelanjaan dan penjualan dengan harga
tertentu.” (Dalton, ed. 1967; Madra 2004). Dengan pertukaran pasar, barang
dibeli dan dijual, menggunakan uang, dengan tujuan untuk memaksimalkan
keutungan, dan nilai ditentukan oleh hokum penawaran dan permintaan.
Tawar menawar (bargaining) adalah karakteristik dari pertukaran prinsip pasar.
Pembeli dan penjual berusaha keras untuk mencapai “keuntungan”. Dalam proses
tawar menawar, pembeli dan penjual tidak perlu bertemu secara langsung.
Prinsipnya proses tersebut dapat tetap berlangsung.
Redistribusi
Redistribusi terjadi ketika barang,
jasa, atau hal lain yang setara dengan itu bergerak dari level lokal ke pusat. Pusat yang dimaksud dapat
berupa ibu kota, titik-titik pengumpulan di berbagai daerah, atau gudang
penyimpanan dekat hunian kepala suatu daerah.contohnya adalah suku Cherokee
pada Lembah Tennesse. Lum selesei
Resiprositas
Resiprositas adalah jenis pertukaran
yang terjai pada hubungan social yang setara (equals), yang umumnya memiliki hubungan kekerabatan, pernikahan,
atau jenis ikatan personal lainnya. Karena jenis pertukaran ini terjadi pada
hubungan social yang setara, maka resiprositas dominan berlakuk pada masyarakat
yang egaliter-seperti di antara para pengumpul makanan (foragers), petani, dan peternak. Terdapat tiga tingkat dalam
hubungan resiprositas: generalized, balanced, dan negative (Sahlins 1968, 2004; Service 1966). Tingkatan ini bersifat
kontinum dengan indicator:
1. Seberapa
dekat hubungan antar pihak yang melakukan pertukaran?
2. Seberapa
cepat dan tidak bersifat egois dari hubungan resiprositas yang terjadi?
Generalized reciprocity,
jenis termurni dari hubungan resiprositas, terjadi pada pihak-pihak yang
memiliki hubunga yang erat. Pada balanced
reciprocity, jarak social meningkat, demikian juga dengan kebutuhan akan
timbal balik (reciprocate). Sedangkan
pada negative reciprocity, jarak
social semakin besar dan hubungan timbal balik yang terjadi semakin
diperhitungkan. Rentang tersebut, dari generalized
menuju negative, disebut reciprocity continuum.
Pada generalized reciprocity,
seseorang memberikan sesuatu pada orang lain dan tidak mengharapkan apapun yang
kongkret atau pengembalian segera. Balanced reciprocity berlaku pada
pertukaran antara pihak-pihak dengan jarak hubungannya lebih “jauh” dariada
anggota suatu grup atau kerabat. Pertukaran negative reciprocity, biasanya terjadi ketika seseorang melakukan
pertukuran dengan “orang luar” atau anggota masyarakat yang berada pada
“pinggiran” system social mereka.
Generalized dan balanced reciprocity
didasakan pada kepercayaan dan ikatan social, tetapi negative reciprocity tidak
demikian, terdapat usaha atau pikiran untuk segera memperoleh sesuatu dari
lawan interaksi, bahkan sampai menggunakan cara-cara yang licik, manipulasi
atau curang.
POTLACHING
Salah
satu studi kebudayaan yang bersifat menyeluruh yang pernah diketahui ilmu
etnografi adalah studi mengenai potlatch, satu jenis event berupa
perayaan di mana di dalamnya terjadi system pertukarang refional di antara
suku-suku di Pesisir Utara Pasifik Amerika Utara. Contoh suku-sukunya adalah
suku Salish dan suku Kwakiutl dari Washington dan British Columbia dan suku
Tsimshian dari Alaska. Pada event tersebut, didukung oleh anggota komunitas
mereka, para sponsor potlatch biasanya akan menyerahkan makanan, selimut,
kepingan tembaga, dan benda lainnya. Dengan memberikan potlatch akan
meningkatkan reputasi seseorang. Prestis meningkat seiring dengan aktivitas
menghambur-hamburkan pemberian potlatch, nilai dari barang tersebut juga ikut
diberikan.
Suku-suku yang melakukan potlatching
adalah para pengumpul makanan (foragers),
tetapi bukan jenis yang umum. Mereka justru menetap dan memiliki pemimpin suku.
Mereka memiliki akses terhadap berebagai jenis lahan dan sumber daya laut. Di
antara jenis makanan yang paling penting bagi mereka adalah salmon, ikan
herring, candlefish (ikan lilin), buah beri, kambing gunung, kerang, dan ikan
lumba-lumba.